Polusi Tambang: Strategi Menjaga Kualitas Atmosfer dan Sumber Daya Cair

Aktivitas penambangan, mulai dari peledakan hingga transportasi, secara inheren melepaskan polutan yang memengaruhi lingkungan. Dua fokus utama dampak polusi tambang adalah pada Atmosfer dan sumber daya air. Tanpa strategi mitigasi yang kuat, kesehatan pekerja dan masyarakat sekitar akan terancam oleh Debu dan Emisi berbahaya.


Polusi udara tambang didominasi oleh Debu partikulat yang berasal dari aktivitas penggalian, pemindahan material, dan proses penghancuran (crushing). Partikel halus ini dapat melayang jauh dan memengaruhi Atmosfer regional, mengganggu kesehatan pernapasan dan mengurangi jarak pandang.


Strategi efektif untuk mengendalikan Debu adalah melalui penyemprotan air secara rutin pada jalan tambang dan area stockpile. Penggunaan bahan kimia pengikat debu (dust suppressant) juga sering diterapkan. Ini membantu mengendapkan partikel agar tidak terlepas ke Atmosfer.


Selain Debu, operasi tambang juga menghasilkan Emisi gas dari alat berat dan kegiatan pembakaran. Gas seperti nitrogen oksida (NOx) dan sulfur dioksida (SO2) berkontribusi pada polusi udara dan, dalam jangka panjang, dapat memperburuk Kualitas Air melalui hujan asam.


Untuk mengurangi Emisi gas, perusahaan wajib memastikan semua alat berat menjalani perawatan rutin dan beroperasi sesuai standar emisi. Penggunaan teknologi yang lebih bersih, seperti bahan bakar rendah sulfur atau kendaraan listrik, merupakan investasi penting bagi Atmosfer yang lebih baik.


Tantangan polusi berikutnya adalah menjaga Kualitas Air. Air limpasan tambang sering terkontaminasi oleh sedimen, logam berat, dan Air Asam Tambang (AAT). Kontaminasi ini mengancam biota sungai dan membuat sumber daya air tidak layak dikonsumsi.


Strategi utamanya adalah pembangunan kolam pengendapan (sediment pond) dan instalasi pengolahan air limbah. Kolam pengendapan berfungsi menyaring sedimen dan padatan tersuspensi sebelum air dibuang ke badan air alami, menjaga Kualitas Air tetap optimal.


Air limpasan dengan kandungan logam berat tinggi atau Air Asam harus melalui proses Netralisasi kimia. Proses ini menaikkan pH air dan mengendapkan logam berbahaya. Pemantauan berkala terhadap Kualitas Air keluar (effluent) adalah wajib sesuai regulasi.


Reklamasi lahan pasca-tambang berperan ganda. Selain memulihkan ekosistem, penanaman vegetasi juga mengurangi erosi tanah, yang secara langsung mengurangi jumlah Debu yang terlepas dan sedimen yang masuk ke perairan.


Secara holistik, menjaga Kualitas Air dan Atmosfer membutuhkan komitmen berkelanjutan terhadap Good Mining Practices. Dengan mengendalikan Debu dan Emisi di sumbernya, industri pertambangan dapat bertanggung jawab terhadap lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.